This is default featured post 2 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
This is default featured post 3 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
This is default featured post 4 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
This is default featured post 5 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
Rabu, 23 April 2014
Pola Pendidikan Sebenarnya Di "PRAMUKA" Agar Tidak Monoton
Mau tidak mau dalam usaha lebih memaknai pembaharuan pendidikan
kepramukaan kita harus kembali mengacu kepada ide dasar BP. Hal ini
tidak akan bertentangan denganrenewing scouting. Mengapa? Karena hakekat renewing scouting adalah
pembaharuan kembali, ada dua landasan yang digunakan yaitu pertama
mengimplementasikan praktek pendidikan kepramukaan sesuai dengan
kebutuhan pembangunan, kedua menyesuaikan praktek pendidikan kepramukaan
dengan minat generasi muda melalui usaha penggalian kembali ide-ide
dasar BP.
Ide
dasar BP yaitu bahwa pendidikan kepramukaan adalah permainan gembira di
alam terbuka, dimana anak-anak dan pemuda menerima
pengalaman-pengalaman menarik, membina kesehatan, kebahagiaan,
ketangkasan tangan dan sifat suka menolong, dibawah bimbingan orang
dewasa dengan hubungan sebagai kakak dan adik. Dengan demikian
pendidikan kepramukaan haruslah kita wujudkan sebagaioutdoor activity.
Maka apabila pendidikan kepramukaan ingin lebih memiliki makna kegiatan
di alam terbuka haruslah diperbanyak. Dan kegiatan di alam terbuka itu
tidaklah hanya sekedar berkemah dan hiking atau mencari jejak saja. Dalam bukunya Rovering to Success BP
menawarkan aktivitas yang menarik di antaranya panjat tebing,
bersepeda, penelusuran sungai, pantai dan kanal, penjelajahan, wisata
jalan kaki, kunjungan ke tempat produksi dan bersejarah dan lain-lain.
Apabila
mencermati uraian kegiatan yang dapat dilakukan oleh Pramuka menurut
BP, maka akan timbul kesadaran kita bahwa betapa pendidikan kepramukaan
telah mempersempit ruang geraknya sendiri. Yaitu hanya mengenal
bentuk-bentuk kegiatan yang itu-itu saja (berkemah, tepuk dan menyanyi),
sehingga bentuk pendidikan kepramukaan menjadi monoton. Karena itulah
perlu adanya rekonstruksi orientasi pada seluruh orang dewasa (Pembina,
Pelatih dan Andalan) yang terlibat dalam proses pendidikan kepramukaan.
Rekonstruksi orientasi tersebut merupakan upaya memberikan pemahaman
yang lebih luas terhadap apa yang dapat dilakukan dan diberikan kepada
peserta didiknya sehingga pendidikan kepramukaan tetap memiliki
keunggulan komparatif. Dan usaha-usaha tersebut akan bermakna apabila
kita mau menggali kembali gagasan BP tentang kegiatan kepramukaan dengan
menyesuaikan dengan kondisi masyarakat Indonesia.
Rekonstruksi orientasi ini menjadi semakin mendesak, mengingat telah terjadi kekeliruan interpretasi. Yaitu bahwa renewing scouting diartikan
sebagai usaha mengeliminir paham-paham Baden Powell. Memperhatikan
kondisi objektif dapat diketahui banyak Pembina Pramuka yang terjebak
dengan interpretasi sempit, sehingga pendidikan kepramukaan semakin
monoton. Padahal melalui penggalian gagasan BP kita akan sadar betapa
gagasan-gagasan BP tentang outdoor activities
justru banyak dipraktekkan oleh lembaga/organisasi bukan kepramukaan,
sementara pendidikan kepramukaan masih berkutat dengan semaphore, tali
temali, sandi-sandi, dan mencari jejak saja.
Usaha rekonstruksi orientasi praktek pendidikan kepramukaan, dalam rangka menegakkan gagasan renewing scouting harus
tetap bertumpu pada dua hal, yaitu kegiatan menarik sesuai dengan minat
remaja dan kegiatan yang berupaya mensosialisasikan peserta didiknya
kepada permasalahan dan kebutuhan bangsa dan negaranya. Utamanya dalam
menghadapi pembangunan jangka panjang tahap kedua, dimana diperlukan
usaha rekonstruksi orientasi pendidikan kepramukaan agar pendidikan
tidak semakin jauh akar masyarakatnya. Dengan demikian niscaya
pendidikan kepramukaan akan tetap diminati oleh para generasi muda. Be prepared!